Sabtu, 22 September 2012

BAYANGAN KAYANGAN (6)
Kupu-Kupu Nan Indah

Kasih, aku merindukanmu. Jika suatu hari nanti kita bertemu, akan kukatakan "for the rest of my life", selalu bersamamu. Jika aku dipanggil Ilahi maka panggillah aku dalam pelukmu.


Air mataku menetes mengiringi bacaan diary yang kemarin sudah kutulis rapi. Satu katapun kupastikan tidak ada yang keliru penulisannya, nyaris sempurna, sesempurnanya hatiku untukmu, wahai kekasihku. Tak cukup waktu 24 jam berkisar, aku dipertemukan dengan kekasihku itu, Jumat jam lima sore kemarin.

Bila aku berkehendak maka akan kusuruh matahari berhenti di peredarannya agar tidak datang magrib menjelang, agar tidak berputar jarum jam tangan, agar tidak berhenti seliwiran kendaraan yang sibuk di sebelah kami. Tapi waktu tetaplah waktu, bergulir sesuka yang mempunya.

"Allahu Akbar... Allahu Akbar..." Magribpun tiba dan ini tanda aku harus beranjak pergi. Berpisah adalah saat yang paling tidak aku inginkan tapi apa boleh dikata, hidup harus terus berlanjut meski tanpa dia.

"Ah, aku melamun lagi, ini indikasi nih." Aku ingat pesan ustazah Yanti. Cinta itu anugrah dari Allah, tetapi bisa menjadi petaka jika kita tidak bisa memaknainya dengan tepat. Iya juga ya, kalau aku melamun saja, bisa-bisa tidak berangkat sekolah. Aku tidak boleh terlambat, bagaimana jadinya kalau aku terlambat? Sesuka hati aku menghukum adek-adek yang terlambat, lalu jika aku terlambat? mau dibawa kemana mukaku nanti.

"Teeeet.." Itu bunyi serunai tanda masuk. Sesegera mungkin satpam akan menutup pagar utama dan tidak ada satupun yang bisa membukanya kembali. Aku berada persis di belakang pagar masuk, Alhamdulillah..untung aku sudah masuk. Satpam ini super galak. Meski dirayu-rayu dengan jurus jitu, tidak akan mau dia membukakan pintu pagar. Nampaknya para satpam memilih berwajah sanger dan jutek dari pada ramah, supaya anak-anak takut pada mereka. Dan mereka berhasil membuat semua temanku takut terkecuali aku. Buktinya, setiap Jumat sore, aku berhasil lolos keluar menemui kekasihku, tanpa seorangpun tahu.

Pelajaran pertama adalah IPS dengan Ibu Ros. Asyik sekali teman-temanku belajar karena memang masih suasana pagi dan semua masih segar. Petunjuk penulisan tugas diperhatikan dengan seksama oleh teman-temanku. Pelajaran kedua adalah pelajaran memasak di ruang tata boga. Kami akan membuat risoles yang berisi daging cincang. Catatan menu sudah diberikan oleh Ibu Nita di ruang kelas. Selanjutnya kami menuju ruang memasak atau ruang tata boga di sudut lahan sekolah. Bangunan ini baru sekali, sangat rapi dan bersih. Meskipun terlihat rapi dengan warna cat putih, bagaimana dengan susunan kuburan di samping ruangan ini?

Aku tidak memungkiri bahwa rada takut bila berada di sini sendirian. Tiga ruangan tersusun sejajar dari arah timur ke barat. Ruangan pertama adalah ruangan menjahit dan bordir. Seluruh karya anak-anak asrama akan ditampilkan di sini untuk dipamerkan ketika acara-acara penting. Misalnya acara ulang tahun sekolah, banyak para undangan yang datang melihat hasil karya kami. Mereka boleh membeli jika tertarik untuk memiliki. Harga juga kami yang menentukan seberapa layak dijual dengan harga sepadan, tentu mempertimbangkan jasa pembuatan. Intinya di sini kami diajarkan bagaimana caranya produk bisa laku dijual sesuai dengan minat pasar yang sedang berkembang. Alhasil jiwa interpreneurship kami sangat berkembang meski kami tidak pernah berjualan di kaki lima pasar tradisional atau di pasar swalayan sekalipun. Suatu kebanggaan sekali, karya-karya kami menjarah wilayah seluruh Indonesia bahkan luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Di kemudian hari baru aku sadari, ternyata hasil karya bordiran, sulaman dan model baju kurung serta lilit kami banyak diciplak oleh perempuan Malaysia. Sampai saat ini aku tidak tahu bagaimana hak cipta karya-karya ini, apakah diklaim lagi oleh Malaysia sebagai miliknya atau tidak?

Ruangan tengah adalah ruangan praktek memasak. Ini juga ramai dikunjungi jika ada acara-acara penting. Beberapa teman akan demo memasak di depan para pengunjung. Hasil masakan dicicipi para pendatang, jika berkenan boleh membeli dalam potongan kecil atau besar. Yang kurasakan masakan di sini enak-enak. Wajar karena guru tata boga kami memang sarjana makanan alias ahli memasak lulusan UNAND Padang. Jenis menu yang dimasakpun beragam, mulai dari khas Padang seperti rendang, pangek, samba lado mudo sampai ala Eropa seperti kue tart ala pengantin Barat, lengkap dengan boneka selayarnya. Hm...enak...

Ruangan terakhir adalah ruangan praktek IPA. Jika dua ruangan sebelah tadi ramai dikunjungi pendatang, ruangan ini nyaris sepi. Berfungsi sebagai tempat praktek IPA seperti memotong kodok yang sudah mati untuk dilihat bagaimana organ dalamnya atau mumi kupu-kupu yang sengaja diberi asam kimiawi agar awet dan dipajang secantik mungkin di ruang kaca. Bantuk kupu-kupu ini menjadi sangat indah dengan dihiasi frame kaca berwarna-warni. Seindah apapun bentuk rumah kaca kupu-kupu itu, aku satu-satunya anak asrama yang protes kepada Ibu Intan.

"Bu, Apa tidak ada cara lain untuk mempelajari daur hidup kupu-kupu. Kan kita mau melihat kepompong berproses jadi kupu-kupu, kenapa kita justru menangkap mereka lalu dibunuh hidup-hidup. Tega nian kita ini, Bu?" Pikirku teramat kasihan kupu-kupu yang cantik ini dimumikan hanya gara-gara kita ingin mengetahui proses daur hidupnya. Apa tidak ada cara yang lain?
"Cerewet banget sih lu Delima, udah untung dapet nilai 90, kok malah protes. Eh tau gak, gue itu baru menyaksikan kupu-kupu seabreg gini, seumur-umur juga baru kali ini tauk, masak disuruh lepasin sih, ada-ada aja.." Laras menggerutu. Aku memaklumi anak Jakarta yang satu ini memang tidak pernah melihat binatang. Kota Jakarta menurutnya, hanya dipenuhi bangunan tinggi menjulang ke langit. Itu jika kita melihat ke atas, coba melihat ke bawah, banyak rumah kumuh di pinggir kali yang berseberangan dengan tumpukan sampah. Di kompleknya, nyaris tidak ada tanaman atau binatang yang bisa hidup dengan bebas. Tak heran akhirnya rumah kaca kupu-kupu itu dibawa tidur ke kamar asrama oleh Laras.

Akhirnya dengan sangat lelah, pelajaran IPApun selesai juga. Semua kelelahan karena sulitnya menangkap kupu-kupu di belakang ruang-ruang kelas. Tanpa memperhatikan teriknya matahari dan besarnya bebatuan yang menghadang, teman-temanku semangat mengumpulkan kupu-kupu. Dihitung-hitung terkumpullah 40 ekor kupu-kupu yang beragam jenis warna dan ukurannya. Habitat yang sangat indah tapi kami musnahkan dengan memberi air asam kimiawi. Persis seperti mumi yang akan disimpan di dalam Piramida Mesir. Semua puas dengan hasil kerjanya, lagi-lagi terkecuali aku. Menatap kepala kupu-kupu kuning besar yang sudah aku miringkan ke kanan, rasanya aku bersalah besar. Sampai detik inipun aku selalu teringat betapa sakitnya kupu-kupu itu. Mungkin dia adalah ibu dari kupu-kupu kecil yang juga berwarna sama, tapi akhirnya akupun mencoba tidak peduli. Bayangan kupu-kupu terus menyelimuti pikiranku sampai ke asrama Kayangan.

Tidak seperti Laras yang membawa rumah kaca kupu-kupu ke asrama, aku tidak mau membawa rumah kaca itu. Biarlah dia dipajang di dalam ruang praktek IPA. Aku tidak tertarik lagi melihat rumah kaca itu, sama sekali tidak.

Malampun larut sudah. Aku mencoba berbaring ke kanan dan kemudian ke kiri. Gelisah masih terasa, aku teringat sulitnya menangkap kupu-kupu tadi siang. Sampai ke batu nisan segala tetap kukejar. Di dekat batu nisan itu banyak tumbuh bunga kamboja yang indah jadi kupu-kupu senang bertengger di kelopak bunga itu.
"Tidak..jangan ambil punyaku...tidak.." Laras terbangun dari tidur tapi kenapa dia berteriak-teriak histeris?
"Laras...Laras...kamu kenapa?" Aku mencoba menguncang tubuhnya. Dia tetap berteriak dan menepis tanganku.
"Tidak...itu kupu-kupu milikku jangan diambil." Laras seolah meraih sesuatu dari depannya. Padahal tidak ada apapun di depan Laras. Aku mencoba merangkul Laras, disaksikan teman-teman yang lain. Memang semua jadi terbangun karena gaduhnya suasana. Laras kesurupan. Beberapa teman memanggil ustazah Riri yang berada di asrama Mariah. Cukup jauh menempuh jarak antara Kayangan dan Mariah di malam buta seperti ini. Selama perjalanan temanku itu, Laras terus berteriak sambil melotot.

Taukah teman? aku menyaksikan kupu-kupu indah berterbangan dari balik kaca ruang bawah Kayangan. Kupu-kupu itu berkelompok-kelompok, ada warna merah, kuning, hitam dan putih. Keindahan sayapnya terpancar bersamaan terpaan sinar lampu besar di sisi Jemuran.

DELIMA
01

Selasa, 05 Juni 2012

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TIK BERBASIS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH, Grand Pesona Hotel Ciawi Sukabumi, 5-8 Juni 2012

HARI 1 (5 Juni 2012)

PARADIGMA PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
Sambutan Rektor UMJ

Muhammadiyyah lahir tahun 1912 yang kemudian berkembang dalam berbagai bidang amal, di antaranya bidang pendidikan. Bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi, direalisasikan dengan pendirian Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). UMJ adalah perguruan tinggi pertama yang berdiri di Indonesia. Visi UMJ dicanangkan dengan upaya "Jangan meninggalkan generasi yang lemah di kemudian hari. Upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan generasi yang berkualitas adalah dengan merancang  kinerja yang bagus oleh para pendidik".

Dalam perkembangannya, UMJ mengalami pasang surut dengan berbagai kondisi. Saat ini mahasiswa yang belajar di UMJ berjumlah 12.000 orang yang terdiri dari 8 fakultas dan program magister dan sebentar lagi akan melahirkan doktor. 

Dalam sambutan ini Rektor juga menyampaikan keprihatinan tentang hasil kelulusan siswa SMP kemarin secara nasional. Dari 3,6 juta siswa, 16ooo tidak lulus di bidang matematika. Ini menjadi pertanyaan bagaimana guru mempersiapkan anak untuk mengikuti ujian sehingga didapatkan hasil seperti itu. Pada akhirnya bermuara pada persoalan kualitas guru matematika yang diluluskan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Oleh karena itu FIP harus memperhatikan bagaimana kualitas dosen matematika ke depan, menjadi guru yang bisa memberikan pemahaman kepada anak. Jangan sampai guru merasa matematika itu sulit sehingga anggapan itu juga tersalurkan kepada anak. Padahal matematika bisa disajikan dalam bentuk menyenangkan sehingga anak tertarik belajar matematika.

Bagaimana pembelajaran yang menarik, pelatihan ini memberikan kesempatan kepada para dosen untuk mempelajari lagi model atau strategi pembelajaran yang berbasis ICT. Berbagai model akan disajikan oleh Seameo Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC). SEAMOLEC merupakan perpanjangan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Model yang disampaikan SEAMOLEC tersebut sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang kemudian ditransfer kepada anak didik di sekolah.

KEBIJAKAN NASIONAL PROGRAM PENGARUSUTAMAAN MBS DI PGSD
DIREKTORAT BELMAWA DIKTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Dr. Abdul Hakam, M.Pd

Perkembangan di berbagai bidang saat ini bukan saja berpusat di Jawa atau Jakarta tetapi bisa saja terpusat di daerah yang terus berkembang dari hari ke hari. Potensi daerah mulai dikenal di kalangan internasional, nama daerah mulai diangkat oleh putra daerah dan segala potensi mulai berkembang dengan kekhasan masing-masing daerah tersebut. Misalnya di Maluku, ada sebuah universitas yang sangat berkualitas melahirkan sarjana meski wilayah itu terletak di pelosok daerah tetapi segala keperluaan mahasiswa tercukupi dengan baik. Selayaknya sistem pendidikan Indonesia seperti itu, mampu memberikan pelayanan kepada peserta didik agar akses pendidikan itu bisa dirasakan semua kalangan.

Secara umum kondisi pendidikan di Indonesia mengalami permasalahan di antaranya adalah;
  1. Akses; dapatkah semua orang dapat berpendidikan dengan baik, apakah semua mendapat akses untuk mengenyam pendidikan?
  2. Layanan; pengelolaan pendidikan. bukan hanya sekedar di dalam kelas tetapi juga lingkungan yang terkait yang pada akhirnya membudaya dalam lingkungan.
  3. Proses dan hasil pendidika; proses menyangkut metodologi dan membutuhkan waktu dan upaya ekstra.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, selayaknya proses pendidikan menjadi proses pengembangan potensi yang memberdayakan serta kemandirian. Sifat pemerintahan yang otonom membantu pelaksanaan sistem pendidikan yang berbasis Manajeman Berbasis Sekolah (MBS). MBS merupakan tuntutan undang-undang bukan sebuah proyek atau pekerjaan baru. Salah satu undang-undang yang menuntun itu adalah UU No. 20 tahun 2003 pasal 53 ayat 1. Realisasi undang-undang terlihat dalam upaya yang teralisasi dalam bentuk;
  1. Meningkatkan kualitas manajemen
  2. Meningkatkan kualitas pembelajaran
  3. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan
Jika hal tersebut dilakukan maka kualitas pendidikan akan meningkat. Faktor lain yang turut dipertimbangkan adalah tiga faktor mutu pendidikan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan yang termuat dalam Pilar MBS;
  1. PAKEM; perbaikan pembelajaran 
  2. Manajemen Sekolah (MS); setiap satuan pendidikan memiliki kemandirian dalam meningkatkan kualitas pendidikan (otonomi pendidikan).
  3. Meningkatkan PSM; peran serta warga sekolah, orang tua dan masyarakat.

KURIKULUM BERBASIS MBS DAN IMPLEMENTASI KTSP

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan tuntutan undang-undang yang harus diimplementasikan secara berkesinambungan. MBS bisa berjalan dengan baik jika keseluruhan elemen terkait turut mendukung terlaksananya MBS tersebut. MBS sangat terkait dengan proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi mutu pembelajaran di antaranya yaitu pendidik, peserta didik, fasilitas belajar, materi, iklim/suasana pembelajaran, media pembelajaran dan strategi pembelajaran.

Agar terciptanya mutu tersebut, pembelajaran harus memuat unsur menyenangkan, menantang, mengembangkan keterampilan berpikir dan mendorong kreativitas bereksplorasi. Situasi menyenangkan dan menarik bisa dimaksimalkan dengan penggunaan media. Media yang dimaksud bukan berarti sesuatu yang mahal tetapi bisa saja pemberdayaan aspek yang ada di lingkungan sekitar. Apapun bisa dijadikan media selama itu bisa dijadikan sebagai penunjang pembelajaran. Cara menentukan media yang sesuai kebutuhan dapat dilakukan dengan survey terlebih dahulu. Misalnya membawa anak-anak melihat objek yang sesuai dengan tema. Anak juga bisa diajak untuk melakukan camping atau berkemah sebagai media belajar, praktek lapangan, mengundang narasumber dan proyek pengabdian kepada masyarakat. 

Selanjutnya proses pembelajaran ini didasarkan pada kurikulum yang sudah disusun secara nasional dan kelembagaan. Secara nasional misalnya untuk SD memuat mata pelajaran Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Dan ada tambahan muatan lokal seperti bahasa daerah.

Dari kurikulum nasional diturunkan ke dalam kurikulum di sekolah. Analisis kurikulum tingkat sekolah ini dibuat per tahun dan per semester berdasarkan kalender akademik. Setelah ditentukan per semester maka langkah berikutnya adalah menentukan jumlah pertemuan per minggu efektif. Sistem penentuan bahan bisa berdasarkan mata pelajaran atau tematik.

Dalam kurikulum tersebut memuat standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. Jika dipilih model tematik maka langkah yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan materi ke dalam beberapa mata pelajaran terkait.

Masing-masing sekolah memiliki style yang berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut. Sekolah yang berbasis MBS ini juga berbasis kebudayaan yang ada di masyarakat sekitar.

Jumat, 25 Mei 2012

AKREDITASI SYNDROM

Mungkin saya adalah salah seorang yang terkena penyakit ini, sebagai seorang dosen yang selayaknya menyiapkan bahan ajar sebelum memasuki kelas memang sudah kewajiban. Namun tidak semua dosen berpikir sama dengan saya. Kadang ada yang mengajar kemudian lupa memberikan silabus kepada mahasiswa atau memberikan silabus hanya kepada mahasiswa tetapi tidak kepada Kaprodi. Alhasil data yang dikumpulkan oleh Kaprodi menjadi berkurang bahkan tidak ada sama sekali.

Itu baru masalah silabus, belum SAP, kontrak kuliah, kisi soal ujian dan soal ujian UTS/UAS. Semua selayaknya harus komplit di awal semester. Belum lagi jika kita berbicara masalah data dosen, CV, ijazah, foto dan data lainnya. Hal ini merupakan persyaratan mutlak yang harus ada dalam sebuah institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Bagaimana kita bisa menyerahkan anak kita kuliah di sebuah perguruan tinggi jika kita tidak tau latar belakang pendidikan dosen yang mengajar. Nah inilah yang ditekankan Muhammadiyah bahwa dosen diharapkan mampu meningkatkan kualitas diri sehingga data-datanya dapat tersimpan dan terpublis dapat dikumpulkan dengan baik.

Persoalan  sarana prasarana penunjang kampus juga disoroti tatkala tiba masanya proses akreditasi prodi. Apa yang harus dilakukan Kaprodi agar semua aspek termasuk sarana dan prasarana dapat dinilai oleh Dikti sebagai sesuatu yang layak untuk diberikan nilai? Tentu semua aspek yang ada dalam sebuah proses pembelajaran di perguruan tinggi harus mencukupi kata "layak".

Coba anda bayangkan jika semua aspek itu disusun dalam jangka waktu satu atau dua bulan saja, tentu menjadi persoalan pelik, menyita pikiran dan tenaga untuk melengkapinya satu persatu. Teman-teman saya di Semarang, Riau dan Medan mengalami kesulitan melengkapi persyaratan yang diajukan Dikti. Semua harus dilengkapi secepatnya bukan sejak awal berdiri prodi. Persoalan kemudian muncul bahwa prodi PAUD merupakan keahlian ilmu yang tergolong muda di Indonesia. Jadi ketentuan dan kebijakan tentang penyelenggaraan PAUD belum semua pihak memahaminya.

Terkait sosialisasi kebijakan tersebut, saya berpikir seharusnya data diupdate setiap semester baik menyangkut proses pembelajaran, data dosen, data prasarana penunjang dan pendanaan. Semua ditinjau secara berkala dan konsisten agar tidak ada data yang kuno, ketinggalan jaman. Bila semua sudah diupdate maka akan memudahkan jika datangnya masa akreditasi, Kaprodi hanya tinggal duduk manis di depan meja podium mempresentasikan prodinya di hadapan tim penilai Dikti.

Siapa orang yang turut memberikan kontribusi di balik paparan Kaprodi? Jelas tim yang tergabung bersama Dekan, Wadek dan sekretaris prodi (Sekprodi PAUD). Tak jarang rekan dari prodi lain juga dilibatkan agar proses berjalan lancar. Sekprodi PAUD  menjadi barometer tersimpannya data yang sudah diketik dan disave dalam komputernya. Barometer ini yang memungkinkan Sekprodi bisa terkena penyakit akreditasi syndrom karena beban kerja yang melebihi dari jam biasanya.

Apapun kondisinya, Sekprodi harus pintar menyiasati situasi misalnya mengajak rekan bekerjasama menyelesaikan tugas, melihat peluang yang bisa diandalkan, menyicil pekerjaan sedini mungkin, tidak menunda-nunda pekerjaan, mengurangi ngobrol atau bicara yang tidak ada kaitannya dengan akademisi dan menjalin komunikasi yang baik antara petugas seperti petugas fotocopy, office boy dan satpam. Jika butuh bantuan, Sekprodi cukup meminta tolong agar pekerjaannya dapat terbantu.

Pada akhirnya saya berpesan untuk bisa melibatkan seluruh elemen kampus. Tanpa memandang status karena kita saling membutuhkan, pejabat dan bawahan sama-sama merakyat agar semua pekerjaan kita dapat selesai sesuai dateline.

Pada akhir tulisan ini, saya mengucapkan selamat kepada anda yang sedang bersibuk ria dengan akreditasi, semoga kita tidak terkena akreditasi syndrom. Amin

Widia Winata, M. Pd (Sekretaris Program Studi PAUD FIP UMJ)

Selasa, 15 Mei 2012

TRIDARMA PERGURUAN TINGGI (Rapat Dosen 14 Mei 2012)

Profesi dosen merupakan salah satu profesi yang sangat menantang. Sebagai seorang dosen seseorang harus memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan oleh DIKTI di antaranya yaitu kewajiban Tridarma Perguruan Tinggi; Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Khusus untuk dosen yang bernaung di Universitas Muhammadiyah Jakarta maka ditambahkan kewajiban untuk mempelajari Al Islam/ Kemuhammadiyahan.
Pemenuhan Tridarma Perguruan Tinggi ini dimaksudkan untuk mengurus jabatan akademik yang dibutuhkan sebagai eksistensi profesi dosen. Jabatan akademik sangat dibutuhkan sebagai data bahwa seseorang itu dosen dan tercatat secara nasional di data DIKTI. Sebelum dibuatkan jabatan akademik, seseorang harus membuat NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) terlebih dahulu berdasarkan surat SK dari Rektor Universitas.


Penelitian untuk pengajuan jabatan akademik diperuntukan bagi semua tenaga edukatif atau dosen tetap. 
Kepangkatan akademik atau jabatan akademik akan mendapat hak seperti pembimbing skripsi, pemerintah bisa memberikan beasiswa pendidikan lanjutan (S3), pendidikan ke luar negeri, kopertis tidak mendiskriminasikan para dosen,
lembaga memfasilitasi dosen untuk mengurus semua keperluan dosen dan pengembangan profesi.
Kepengurusan kepangkatan akademik diproses pada bulan Januari, Pebruari, Agustus dan September.

PENDIDIKAN dan PENGAJARAN
Kewajiban dosen untuk bertugas mencapai 12 sks dengan muatan 8 sks untuk pendidikan dan pengajaran. Sisa sks sebanyak 4 sks diperuntukkan bagi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Proses pendidikan dan pengajaran dilakukan dengan 2 rangkaian evaluasi yakni UTS dan UAS. UTS diperbolehkan dilaksanakan bila sudah mencapai 6/7 kali pertemuan tatap muka dengan mahasiswa. Sedangkan UAS dilaksanakan setelah mencapai minimal 12 kali pertemuan tatap muka dengan mahasiswa.

PENELITIAN

Pimpinan fakultas menyediakan dana untuk penelitian kepada dosen secara individual maupun tim. Meskipun terbatas tetapi ada perhatian dari pihak pimpinan. Sekitar 2 juta untuk 1 judul penelitian yang diajukan secara individual. Jika dilakukan secara tim maka diharuskan diketuai oleh Lektor.
Dana-dana dari luar juga banyak tersedia misalnya melalui DP2M dan DIKTI. Dari DIKTI dana berkisar antara 50-75 juta, sekurang-kurangnya 10 juta perjudul.
Penelitian yang akan didukung diprioritaskan pada tema yang bisa mendukung prodi, keilmuan yang linier dan sesuai dengan kebutuhan akreditasi prodi. Kewajiban sebagai dosen harus menulis sekurang-kurangnya 2 judul penelitian pertahun (1 semester, 1 judul)

Hasil-hasil penelitian dapat dipublikasikan melalui jurnal, baik jurnal PAUD atau jurnal lain yang terakreditasi. Bagi dosen yang ingin menerbitkan buku bisa diterbitkan pada penerbitan Yudistira (Bapak Sentot), Rajawali Press dan Hi Fest Publishing.

PENGABDIAN MASYARAKAT
 Kegiatan pengabdian masyarakat bisa ditempuh dengan keaktifan dosen memberikan materi di seminar-seminar atau pelatihan. Keikutsertaan dalam organisasi juga bisa diupayakan untuk mendapatkan angka kredit yang berimbang antara semua aspek Tridarma Perguruan Tinggi.

KEMUHAMMADIYAHAN
Keaktifan bidang Kemuhammadiyahan dilakukan dengan keikutsertakan dalam organisasi seperti Aisyiyah, pengajian berkala dan kegiatan keagamaan rutin di pagi hari.

 Semua aspek Tridarma Perguruan Tinggi harus memiliki poin yang berimbang antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Kamis, 03 Mei 2012

WORKSHOP BIDANG AKADEMIK BAGI PIMPINAN/KARYAWAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA (UMJ) AULA PASCASARJANA UMJ, 1-2 MEI 2012

 
SAMBUTAN REKTOR
Visi misi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) adalah terkemuka, modern dan Islami. Untuk mencapai visi misi tersebut harus dimulai dengan komitmen yang berkaitan dengan akademik. Tugas ini diemban oleh dekan bersama aparat yang berada di bawahnya. Kerjasama antar dekan, dosen dan mahasiswa diwujudkan dalam bentuk mempertahankan prestasi, di antaranya membangun kesempatan berprestasi bagi mahasiswa, membuat jurnal dan perpustakaan yang memadai.
Prestasi mahasiswa diharapkan mampu membawa nama baik kampus. Oleh karena itu kampus menyediakan beasiswa untuk mahasiswa yang berprestasi. Jurnal diharapkan mampu diwujudkan karena kebutuhan ini sudah sangat mendesak. Bagaimana kampus bisa maju jika pemikiran para dosen tidak dipublikasikan. Dalam hal menulis ini dirasa masih kesulitan mencari dosen yang mau menulis. Jurnal seharusnya bisa diterbitkan secara berkala. Kemudian perpustakaan masih diharapkan untuk dibenahi demi berlangsungnya proses akademik yang berkualitas di masa yang akan datang.
UMJ ke depan semakin berkembang dan melihat kebutuhan pasar. Beberapa program pasca baru dimunculkan dan masih dalam proses yaitu S2 PAUD, S2 Teknik Kimia, S3 Studi Islam dan S3 Ekonomi Islam. Persiapan-persiapan ke arah itu sudah dilakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang bisa kita capai bersama.
PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDPT)
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Oleh: Drs. Nursal, MM
Selama ini proses evaluasi dilakukan dengan sistem Epsbed atau asesmen berdasarkan evaluasi diri. Evaluasi ini hanya berdasarkan kepercayaan artinya apa saja yang ditawarkan Perguruan Tinggi (PT) dipercaya 100%. Pada kenyataannya banyak PT yang memmake up data padahal yang diminta dikti adalah data asli. Tahun 2009/2010 istilah Epsbed dirubah menjadi PDPT.
Konsep Efisiensi dan Efektifitas PDPT
Perubahan Paradigma PDPT
Manfaat PDPT
1.      Untuk keperluan sertifikasi dosen, beasiswa dan program studi
2.      Penyimpanan data, laporan akademik, publikasi ilmiah
3.      SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) dan SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal)
4.      Membandingkan dengan PT lain (benchmarking)
5.      Mengakomodir sistem informasi
6.      Mempermudah pengiriman data
7.      Keamanan data
8.      Mendukung integritas dan konsistensi data
9.      Membantu pengambilan keputusan
Muatan PDPT
1.      Master mahasiswa
2.      Master kurikulum
3.      Perkuliahan
4.      Nilai
5.      Dosen
6.      Perubahan status mahasiswa
Data yang disampaikan melalui online
1.      Master dosen
2.      Kapasitas
3.      Penelitian
4.      Sarana prasarana
5.      Publikasi