Mungkin saya adalah salah seorang yang terkena penyakit ini, sebagai seorang dosen yang selayaknya menyiapkan bahan ajar sebelum memasuki kelas memang sudah kewajiban. Namun tidak semua dosen berpikir sama dengan saya. Kadang ada yang mengajar kemudian lupa memberikan silabus kepada mahasiswa atau memberikan silabus hanya kepada mahasiswa tetapi tidak kepada Kaprodi. Alhasil data yang dikumpulkan oleh Kaprodi menjadi berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Itu baru masalah silabus, belum SAP, kontrak kuliah, kisi soal ujian dan soal ujian UTS/UAS. Semua selayaknya harus komplit di awal semester. Belum lagi jika kita berbicara masalah data dosen, CV, ijazah, foto dan data lainnya. Hal ini merupakan persyaratan mutlak yang harus ada dalam sebuah institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Bagaimana kita bisa menyerahkan anak kita kuliah di sebuah perguruan tinggi jika kita tidak tau latar belakang pendidikan dosen yang mengajar. Nah inilah yang ditekankan Muhammadiyah bahwa dosen diharapkan mampu meningkatkan kualitas diri sehingga data-datanya dapat tersimpan dan terpublis dapat dikumpulkan dengan baik.
Persoalan sarana prasarana penunjang kampus juga disoroti tatkala tiba masanya proses akreditasi prodi. Apa yang harus dilakukan Kaprodi agar semua aspek termasuk sarana dan prasarana dapat dinilai oleh Dikti sebagai sesuatu yang layak untuk diberikan nilai? Tentu semua aspek yang ada dalam sebuah proses pembelajaran di perguruan tinggi harus mencukupi kata "layak".
Coba anda bayangkan jika semua aspek itu disusun dalam jangka waktu satu atau dua bulan saja, tentu menjadi persoalan pelik, menyita pikiran dan tenaga untuk melengkapinya satu persatu. Teman-teman saya di Semarang, Riau dan Medan mengalami kesulitan melengkapi persyaratan yang diajukan Dikti. Semua harus dilengkapi secepatnya bukan sejak awal berdiri prodi. Persoalan kemudian muncul bahwa prodi PAUD merupakan keahlian ilmu yang tergolong muda di Indonesia. Jadi ketentuan dan kebijakan tentang penyelenggaraan PAUD belum semua pihak memahaminya.
Terkait sosialisasi kebijakan tersebut, saya berpikir seharusnya data diupdate setiap semester baik menyangkut proses pembelajaran, data dosen, data prasarana penunjang dan pendanaan. Semua ditinjau secara berkala dan konsisten agar tidak ada data yang kuno, ketinggalan jaman. Bila semua sudah diupdate maka akan memudahkan jika datangnya masa akreditasi, Kaprodi hanya tinggal duduk manis di depan meja podium mempresentasikan prodinya di hadapan tim penilai Dikti.
Siapa orang yang turut memberikan kontribusi di balik paparan Kaprodi? Jelas tim yang tergabung bersama Dekan, Wadek dan sekretaris prodi (Sekprodi PAUD). Tak jarang rekan dari prodi lain juga dilibatkan agar proses berjalan lancar. Sekprodi PAUD menjadi barometer tersimpannya data yang sudah diketik dan disave dalam komputernya. Barometer ini yang memungkinkan Sekprodi bisa terkena penyakit akreditasi syndrom karena beban kerja yang melebihi dari jam biasanya.
Apapun kondisinya, Sekprodi harus pintar menyiasati situasi misalnya mengajak rekan bekerjasama menyelesaikan tugas, melihat peluang yang bisa diandalkan, menyicil pekerjaan sedini mungkin, tidak menunda-nunda pekerjaan, mengurangi ngobrol atau bicara yang tidak ada kaitannya dengan akademisi dan menjalin komunikasi yang baik antara petugas seperti petugas fotocopy, office boy dan satpam. Jika butuh bantuan, Sekprodi cukup meminta tolong agar pekerjaannya dapat terbantu.
Pada akhirnya saya berpesan untuk bisa melibatkan seluruh elemen kampus. Tanpa memandang status karena kita saling membutuhkan, pejabat dan bawahan sama-sama merakyat agar semua pekerjaan kita dapat selesai sesuai dateline.
Pada akhir tulisan ini, saya mengucapkan selamat kepada anda yang sedang bersibuk ria dengan akreditasi, semoga kita tidak terkena akreditasi syndrom. Amin
Widia Winata, M. Pd (Sekretaris Program Studi PAUD FIP UMJ)
Ketertarikan di bidang ilmu agama Islam dimulai saat memasuki Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang dan dilanjutkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah. Pengalaman hidup membawa saya kemudian memilih PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebagai fokus riset dan pengembangan pengetahuan lanjutan. Dua disiplin ilmu ini tidak dapat dipisahkan dalam kerangka pemahaman yang holistik yang saya sebut dengan PAUD Islami.
Jumat, 25 Mei 2012
Selasa, 15 Mei 2012
TRIDARMA PERGURUAN TINGGI (Rapat Dosen 14 Mei 2012)
Pemenuhan Tridarma Perguruan Tinggi ini dimaksudkan untuk mengurus jabatan akademik yang dibutuhkan sebagai eksistensi profesi dosen. Jabatan akademik sangat dibutuhkan sebagai data bahwa seseorang itu dosen dan tercatat secara nasional di data DIKTI. Sebelum dibuatkan jabatan akademik, seseorang harus membuat NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) terlebih dahulu berdasarkan surat SK dari Rektor Universitas.
Penelitian untuk pengajuan jabatan akademik diperuntukan bagi semua tenaga edukatif atau dosen tetap.
Kepangkatan akademik atau jabatan akademik akan mendapat hak seperti pembimbing skripsi, pemerintah bisa memberikan beasiswa pendidikan lanjutan (S3), pendidikan ke luar negeri, kopertis tidak mendiskriminasikan para dosen,
lembaga memfasilitasi dosen untuk mengurus semua keperluan dosen dan pengembangan profesi.
Kepengurusan kepangkatan akademik diproses pada bulan Januari, Pebruari, Agustus dan September.
PENDIDIKAN dan PENGAJARAN
Kewajiban dosen untuk bertugas mencapai 12 sks dengan muatan 8 sks untuk pendidikan dan pengajaran. Sisa sks sebanyak 4 sks diperuntukkan bagi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Proses pendidikan dan pengajaran dilakukan dengan 2 rangkaian evaluasi yakni UTS dan UAS. UTS diperbolehkan dilaksanakan bila sudah mencapai 6/7 kali pertemuan tatap muka dengan mahasiswa. Sedangkan UAS dilaksanakan setelah mencapai minimal 12 kali pertemuan tatap muka dengan mahasiswa.
PENELITIAN
Pimpinan fakultas menyediakan dana untuk penelitian kepada dosen secara individual maupun tim. Meskipun terbatas tetapi ada perhatian dari pihak pimpinan. Sekitar 2 juta untuk 1 judul penelitian yang diajukan secara individual. Jika dilakukan secara tim maka diharuskan diketuai oleh Lektor.
Dana-dana dari luar juga banyak tersedia misalnya melalui DP2M dan DIKTI. Dari DIKTI dana berkisar antara 50-75 juta, sekurang-kurangnya 10 juta perjudul.
Penelitian yang akan didukung diprioritaskan pada tema yang bisa mendukung prodi, keilmuan yang linier dan sesuai dengan kebutuhan akreditasi prodi. Kewajiban sebagai dosen harus menulis sekurang-kurangnya 2 judul penelitian pertahun (1 semester, 1 judul)
Hasil-hasil penelitian dapat dipublikasikan melalui jurnal, baik jurnal PAUD atau jurnal lain yang terakreditasi. Bagi dosen yang ingin menerbitkan buku bisa diterbitkan pada penerbitan Yudistira (Bapak Sentot), Rajawali Press dan Hi Fest Publishing.
PENGABDIAN MASYARAKAT
Kegiatan pengabdian masyarakat bisa ditempuh dengan keaktifan dosen memberikan materi di seminar-seminar atau pelatihan. Keikutsertaan dalam organisasi juga bisa diupayakan untuk mendapatkan angka kredit yang berimbang antara semua aspek Tridarma Perguruan Tinggi.
KEMUHAMMADIYAHAN
Keaktifan bidang Kemuhammadiyahan dilakukan dengan keikutsertakan dalam organisasi seperti Aisyiyah, pengajian berkala dan kegiatan keagamaan rutin di pagi hari.
Kamis, 03 Mei 2012
WORKSHOP BIDANG AKADEMIK BAGI PIMPINAN/KARYAWAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA (UMJ) AULA PASCASARJANA UMJ, 1-2 MEI 2012
SAMBUTAN REKTOR
Visi
misi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) adalah terkemuka, modern dan Islami.
Untuk mencapai visi misi tersebut harus dimulai dengan komitmen yang berkaitan
dengan akademik. Tugas ini diemban oleh dekan bersama aparat yang berada di
bawahnya. Kerjasama antar dekan, dosen dan mahasiswa diwujudkan dalam bentuk
mempertahankan prestasi, di antaranya membangun kesempatan berprestasi bagi
mahasiswa, membuat jurnal dan perpustakaan yang memadai.
Prestasi
mahasiswa diharapkan mampu membawa nama baik kampus. Oleh karena itu kampus
menyediakan beasiswa untuk mahasiswa yang berprestasi. Jurnal diharapkan mampu
diwujudkan karena kebutuhan ini sudah sangat mendesak. Bagaimana kampus bisa
maju jika pemikiran para dosen tidak dipublikasikan. Dalam hal menulis ini
dirasa masih kesulitan mencari dosen yang mau menulis. Jurnal seharusnya
bisa diterbitkan secara berkala. Kemudian perpustakaan masih diharapkan untuk
dibenahi demi berlangsungnya proses akademik yang berkualitas di masa yang akan
datang.
UMJ
ke depan semakin berkembang dan melihat kebutuhan pasar. Beberapa program pasca
baru dimunculkan dan masih dalam proses yaitu S2 PAUD, S2 Teknik Kimia, S3
Studi Islam dan S3 Ekonomi Islam. Persiapan-persiapan ke arah itu sudah
dilakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang bisa kita capai bersama.
PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI (PDPT)
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Oleh: Drs. Nursal, MM
Selama
ini proses evaluasi dilakukan dengan sistem Epsbed atau asesmen berdasarkan
evaluasi diri. Evaluasi ini hanya berdasarkan kepercayaan artinya apa saja yang
ditawarkan Perguruan Tinggi (PT) dipercaya 100%. Pada kenyataannya banyak PT
yang memmake up data padahal yang
diminta dikti adalah data asli. Tahun 2009/2010 istilah Epsbed dirubah menjadi
PDPT.
Konsep Efisiensi dan Efektifitas PDPT
Perubahan Paradigma PDPT
Manfaat
PDPT
1.
Untuk keperluan sertifikasi dosen,
beasiswa dan program studi
2.
Penyimpanan data, laporan akademik, publikasi
ilmiah
3.
SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal)
dan SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal)
4.
Membandingkan dengan PT lain (benchmarking)
5.
Mengakomodir sistem informasi
6.
Mempermudah pengiriman data
7.
Keamanan data
8.
Mendukung integritas dan konsistensi
data
9. Membantu
pengambilan keputusan
Muatan
PDPT
1.
Master mahasiswa
2.
Master kurikulum
3.
Perkuliahan
4.
Nilai
5.
Dosen
6. Perubahan
status mahasiswa
Data
yang disampaikan melalui online
1.
Master dosen
2.
Kapasitas
3.
Penelitian
4.
Sarana prasarana
5. Publikasi
Langganan:
Postingan (Atom)