Selasa, 05 Juni 2012

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TIK BERBASIS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH, Grand Pesona Hotel Ciawi Sukabumi, 5-8 Juni 2012

HARI 1 (5 Juni 2012)

PARADIGMA PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
Sambutan Rektor UMJ

Muhammadiyyah lahir tahun 1912 yang kemudian berkembang dalam berbagai bidang amal, di antaranya bidang pendidikan. Bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi, direalisasikan dengan pendirian Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). UMJ adalah perguruan tinggi pertama yang berdiri di Indonesia. Visi UMJ dicanangkan dengan upaya "Jangan meninggalkan generasi yang lemah di kemudian hari. Upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan generasi yang berkualitas adalah dengan merancang  kinerja yang bagus oleh para pendidik".

Dalam perkembangannya, UMJ mengalami pasang surut dengan berbagai kondisi. Saat ini mahasiswa yang belajar di UMJ berjumlah 12.000 orang yang terdiri dari 8 fakultas dan program magister dan sebentar lagi akan melahirkan doktor. 

Dalam sambutan ini Rektor juga menyampaikan keprihatinan tentang hasil kelulusan siswa SMP kemarin secara nasional. Dari 3,6 juta siswa, 16ooo tidak lulus di bidang matematika. Ini menjadi pertanyaan bagaimana guru mempersiapkan anak untuk mengikuti ujian sehingga didapatkan hasil seperti itu. Pada akhirnya bermuara pada persoalan kualitas guru matematika yang diluluskan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Oleh karena itu FIP harus memperhatikan bagaimana kualitas dosen matematika ke depan, menjadi guru yang bisa memberikan pemahaman kepada anak. Jangan sampai guru merasa matematika itu sulit sehingga anggapan itu juga tersalurkan kepada anak. Padahal matematika bisa disajikan dalam bentuk menyenangkan sehingga anak tertarik belajar matematika.

Bagaimana pembelajaran yang menarik, pelatihan ini memberikan kesempatan kepada para dosen untuk mempelajari lagi model atau strategi pembelajaran yang berbasis ICT. Berbagai model akan disajikan oleh Seameo Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC). SEAMOLEC merupakan perpanjangan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Model yang disampaikan SEAMOLEC tersebut sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang kemudian ditransfer kepada anak didik di sekolah.

KEBIJAKAN NASIONAL PROGRAM PENGARUSUTAMAAN MBS DI PGSD
DIREKTORAT BELMAWA DIKTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Dr. Abdul Hakam, M.Pd

Perkembangan di berbagai bidang saat ini bukan saja berpusat di Jawa atau Jakarta tetapi bisa saja terpusat di daerah yang terus berkembang dari hari ke hari. Potensi daerah mulai dikenal di kalangan internasional, nama daerah mulai diangkat oleh putra daerah dan segala potensi mulai berkembang dengan kekhasan masing-masing daerah tersebut. Misalnya di Maluku, ada sebuah universitas yang sangat berkualitas melahirkan sarjana meski wilayah itu terletak di pelosok daerah tetapi segala keperluaan mahasiswa tercukupi dengan baik. Selayaknya sistem pendidikan Indonesia seperti itu, mampu memberikan pelayanan kepada peserta didik agar akses pendidikan itu bisa dirasakan semua kalangan.

Secara umum kondisi pendidikan di Indonesia mengalami permasalahan di antaranya adalah;
  1. Akses; dapatkah semua orang dapat berpendidikan dengan baik, apakah semua mendapat akses untuk mengenyam pendidikan?
  2. Layanan; pengelolaan pendidikan. bukan hanya sekedar di dalam kelas tetapi juga lingkungan yang terkait yang pada akhirnya membudaya dalam lingkungan.
  3. Proses dan hasil pendidika; proses menyangkut metodologi dan membutuhkan waktu dan upaya ekstra.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, selayaknya proses pendidikan menjadi proses pengembangan potensi yang memberdayakan serta kemandirian. Sifat pemerintahan yang otonom membantu pelaksanaan sistem pendidikan yang berbasis Manajeman Berbasis Sekolah (MBS). MBS merupakan tuntutan undang-undang bukan sebuah proyek atau pekerjaan baru. Salah satu undang-undang yang menuntun itu adalah UU No. 20 tahun 2003 pasal 53 ayat 1. Realisasi undang-undang terlihat dalam upaya yang teralisasi dalam bentuk;
  1. Meningkatkan kualitas manajemen
  2. Meningkatkan kualitas pembelajaran
  3. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan
Jika hal tersebut dilakukan maka kualitas pendidikan akan meningkat. Faktor lain yang turut dipertimbangkan adalah tiga faktor mutu pendidikan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan yang termuat dalam Pilar MBS;
  1. PAKEM; perbaikan pembelajaran 
  2. Manajemen Sekolah (MS); setiap satuan pendidikan memiliki kemandirian dalam meningkatkan kualitas pendidikan (otonomi pendidikan).
  3. Meningkatkan PSM; peran serta warga sekolah, orang tua dan masyarakat.

KURIKULUM BERBASIS MBS DAN IMPLEMENTASI KTSP

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan tuntutan undang-undang yang harus diimplementasikan secara berkesinambungan. MBS bisa berjalan dengan baik jika keseluruhan elemen terkait turut mendukung terlaksananya MBS tersebut. MBS sangat terkait dengan proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi mutu pembelajaran di antaranya yaitu pendidik, peserta didik, fasilitas belajar, materi, iklim/suasana pembelajaran, media pembelajaran dan strategi pembelajaran.

Agar terciptanya mutu tersebut, pembelajaran harus memuat unsur menyenangkan, menantang, mengembangkan keterampilan berpikir dan mendorong kreativitas bereksplorasi. Situasi menyenangkan dan menarik bisa dimaksimalkan dengan penggunaan media. Media yang dimaksud bukan berarti sesuatu yang mahal tetapi bisa saja pemberdayaan aspek yang ada di lingkungan sekitar. Apapun bisa dijadikan media selama itu bisa dijadikan sebagai penunjang pembelajaran. Cara menentukan media yang sesuai kebutuhan dapat dilakukan dengan survey terlebih dahulu. Misalnya membawa anak-anak melihat objek yang sesuai dengan tema. Anak juga bisa diajak untuk melakukan camping atau berkemah sebagai media belajar, praktek lapangan, mengundang narasumber dan proyek pengabdian kepada masyarakat. 

Selanjutnya proses pembelajaran ini didasarkan pada kurikulum yang sudah disusun secara nasional dan kelembagaan. Secara nasional misalnya untuk SD memuat mata pelajaran Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Dan ada tambahan muatan lokal seperti bahasa daerah.

Dari kurikulum nasional diturunkan ke dalam kurikulum di sekolah. Analisis kurikulum tingkat sekolah ini dibuat per tahun dan per semester berdasarkan kalender akademik. Setelah ditentukan per semester maka langkah berikutnya adalah menentukan jumlah pertemuan per minggu efektif. Sistem penentuan bahan bisa berdasarkan mata pelajaran atau tematik.

Dalam kurikulum tersebut memuat standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. Jika dipilih model tematik maka langkah yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan materi ke dalam beberapa mata pelajaran terkait.

Masing-masing sekolah memiliki style yang berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut. Sekolah yang berbasis MBS ini juga berbasis kebudayaan yang ada di masyarakat sekitar.