Kamis, 28 Maret 2013

NASI GORENG KUJANG; Menu Anak

Lama tidak menulis di blog membuat saya terinspirasi oleh nasi goreng ini sebagai pemula percakapan dengan pembaca blog. Libur hari ini diisi dengan kegiatan memasak dan menanam bunga. Pilihan pertama adalah memasak nasi goreng sesuai dengan permintaan anak di pagi hari.
Ayuk kita mulai! 
Bahan:
Bawang merah (5 siung), bawang putih (3 siung), jahe (1 potong kecil), cabe merah (5 buah), daun seledri dan daun bawang (2 batang), nasi putih (2 piring), kerupuk (10 keping), telur (3 butir), minyak goreng (5 sendok makan), ayam yang sudah digoreng (1 potong), tulang rawan ayam (1 potong), ketimun (1 buah), kacang panjang (2 tali), kecap manis (3 sendok makan), garam (1 sendok makan). 
Persiapan:
Iris halus bawang merah, daun bawang, seledri, ayam dan kacang panjang. Letakkan di wadah dengan posisi terpisah-pisah. Goreng telur satu persatu dengan model telur mata sapi, sisakan satu untuk dicampurkan ke dalam nasi. Goreng kerupuk, pisahkan. Bawang putih, cabe dan jahe digiling halus.
Memasak Inti:
Tuangkan minyak goreng ke dalam kuali/wajan. Tunggu panas, masukkan irisan bawang merah, aduk merata. Setelah wangi masukkan gilingan bawang putih, cabe dan jahe, tambahkan kecap. Aduk merata, masukkan telur dan ayam secara bersamaan, aduk. Masukkan nasi dan terus diaduk. Setelah nasi berubah warna, masukkan daun bawang dan seledri yang sudah diiris halus, tambahkan irisan kacang panjang.
Desain:
Ambil piring dan tata nasi goreng di atasnya dengan paduan seperti berikut; Telur mata sapi diletakkan di pojok piring agar tidak menutupi indahnya nasi. Ketimun yang dipotong berjejer diletakkan di pinggir sebelah telur. Kerupuk di sejajarkan dengan ketimun tetapi diberi jarak agar tidak layu tersentuh air ketimun. Tulang rawan ditancapkan di tengah-tengah nasi secara tegak layaknya Tugu Kujang. Desain ini penting untuk menarik minat anak agar mau makan. Biasanya anak-anak suka bosan dengan menu yang monoton apalagi jika tidak didesain sesuai dengan karakter anak-anak yang suka hiasan. Di sini saya juga membuat sedikit “tipuan” bagi anak-anak yang sulit sekali makan sayur, saya meracik kacang panjang kecil-kecil agar tidak terlalu terlihat wujudnya. Ini menyiasati agar anak-anak tetap bisa makan sayuran dengan lahap tanpa bisa memisah-misahkan sayuran tersebut dari nasi. Ketimun juga diupayakan dimakan anak dengan memoles tatanan nasi, sambil berkata “oh ya, ini adalah angkot-angkot yang sedang macet di Tugu Kujang”. Menarik bukan?
Tips Tambahan:
Masak nasi dengan air sedikit agar nasi tidak lembek (nasi badarai). Goreng telur dengan minyak yang panas agar pinggiran telur bisa dibentuk seperti bunga yang sedang mekar. Goreng kerupuk dengan minyak bekas penggorengan ayam agar rasa ayam menyatu dengan kerupuknya. Hidangkan nasi goreng sambil bercerita kepada anak tentang keunikan wilayah Kujang, Cibinong, Bogor. Tugu Kujang terletak di tengah kota dengan keramaian penduduk yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Tugu ini direpresentasikan dengan tulang rawan ayam yang ditata di tengah-tengah nasi goreng. Kerupuk di letakkan di pinggiran piring sebagai simbol bahwa di sekitar tugu Kujang terdapat berbagai ragam etnik yang turut memajukan pembangunan Kujang. Uniknya, ketimun disimbolkan sebagai susunan angkot yang berjubel berseliwiran di bundaran Tugu Kujang setiap harinya. Hm…anak-anak, suka bukan? Bila makan sambil diceritakan sejarah daerah kita?