Secara garis besar, ada dua pengertian bermain yaitu teori bermain
klasik dan teori bermain kontemporer. Masa permainan klasik ini berlangsung sampai pada akhir abad ke-19. Kemudian
dilanjutkan dengan teori bermain kontemporer sejak awal abad 20 hingga saat ini.
Teori bermain klasik merujuk pada
dua pandangan yaitu pandangan Barat dan non Barat. Menurut pandangan Barat
bermain dilakukan dengan cara permainan zaman Yunani dan Romawi Kuno sedangkan
teori bermain klasik menurut pandangan non Barat mengacu pada model bermain
menurut kultur di wilayah masing-masing negara.[1]
Teori
bermain klasik ini terbagi menjadi beberapa pengertian di antaranya adalah:
1)
Teori energi berlebih (energi surplus theory).
Manusia bermain apabila mereka memiliki energi
berlebih. Konsep ini berasal dari pemahaman terhadap binatang yang juga
memiliki insting memanfaatkan energinya untuk bergerak. Kemampuan bergerak ini
juga dimiliki manusia. Anak-anak yang sehat akan bermain dengan senang hati
tanpa merasa lelah. Kesenangan bermain kadangkala melupakan pekerjaan lain
seperti lupa makan, mandi atau kegiatan yang lainnya. Sebaliknya jika anak-anak
sakit, kemampuan bermain dengan energi berlebih ini menjadi berbeda kualitas
dan kuantitasnya.
2)
Teori rekreasi (the recreation theory)
Bermain sebagai aktivitas yang terkait erat
dengan rekreasi. Rekreasi merupakan kemampuan natural yang dimiliki manusia untuk
menyenangkan dirinya. Kegiatan yang menyenangkan seperti memancing, jalan-jalan
dan berenang termasuk kategori pengertian ini. Aktivitas itu dilakukan sebagai
bagian dari rekreasi. Dalam bermain sebagai rekreasi, fungsi kognitif tidak
begitu berperan. (Takhvar 1988) Karena pada dasarnya anak-anak melakukan
kegiatan bermain dengan cara meniru apa yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya,
tanpa tekanan. Jadi kegiatan yang dilakukan dalam bermain rekreasi dilakukan
dengan santai, tidak kaku dan menyenangkan.
3)
Teori melaksanakan insting
(the instinct practice theory)
Anak bermain untuk persiapan kehidupan
mendatang setelah dewasa. Peran yang dilakukan oleh orang dewasa saat ini ditiru oleh anak.
Dalam permainan tersebut anak-anak melakukan aktivitas yang biasa dilakukan
orang dewasa sehari-hari tetapi dalam konteks pemahaman mereka dan dalam bentuk
bermain. Teori ini diasosiasikan dengan Karl Groos (1898, 1901)
dan dinamakan juga pre – exercise
theory.
4)
Teori rekapitulasi (the
recapitulation theory)
Teori ini berdasarkan teori evolusi manusia. Hall menggambarkan
bermain sebagai kebiasaan manusia menggunakan motorik untuk bergerak. Seperti
gerakan-gerakan yang sering dilakukan
binatang di hutan. Anak-anak yang senang sekali bergelantungan seperti
monyet di pohon, memanjat atau berjingkat-jingkat termasuk model bermain ini.
Permainan yang membutuhkan ekspresi instingnya sebagai makhluk hidup.
5)
Teori katarsis (the
catharsis theory)
Yang dimaksud dengan katarsis adalah perasaan
tertekan disebabkan oleh sandiwara tragedi. Katarsis dapat juga berarti
ungkapan tentang sesuatu yang tidak menyenangkan kemudian diatasi kembali. Anak bermain dengan mengekspresikan emosi seperti marah, benci atau
kesal. Menurut Claperde’s nilai bermain ini menjadi hilang jika sudah merusak
seperti membanting pintu, jendela atau kursi. Ekspresi emosi seperti ini
ditentang keras oleh pendidik anak usia dini modern. Dalam beberapa cara
bermain katarsis, hampir sama dengan bermain energy berlebih hanya bedanya pada
permainan ini ada luapan emosi yang dialami anak. [2]
Dalam pengertian teori bermain klasik non Barat, bermain adalah
ekspresi konteks kultural masyarakat yang ada di sekitar anak. Teori ini
mengacu pada perspektif kultural masing-masing negara. Permainan tari Lion
berasal dari China yang dimainkan anak-anak ketika perayaan tahun baru atau
Imlek. Permainan ini dipengaruhi oleh paham Confucianisme. Permainan
tradisional India dipengaruhi oleh nilai-nilai kehidupan agama Hindu. Begitu
pula di Jepang, bermain banyak dipengaruhi oleh filosofi Wada. Termasuk
Indonesia memiliki berbagai macam jenis permainan yang bernuansa kultural
masyarakat Indonesia.
mwantull buuu
BalasHapus