Minggu, 11 Maret 2012

MALAIKAT TUHAN; PUISI

Cahaya dalam kegelapan
Terang dan terus menderang
Aku menyaksikan dari sisip angin
Api yang berkobar terang

Malam terus berjalan
Aku hanya diam dalam sujudku
Tak bisa berkutik dalam angan
Duduk terpaku melihatmu

Tetes air matapun kian jelas
Dari mata lelaki-lelaki muda tak berdaya
Aku lagi-lagi hanya diam
Tak berdaya

Malam terus mencekam
Bersama teriakan manusia sengsara
Dan aku hanya diam
Seribu bahasa

10 Maret 2011 malam
Tangan-tangan congkak merangkak nista
Tak kenal iba
Tak kenal Tuhan

Menghancurkan
Melantakkan
Membunuh
Dan merajalela dalam pertikaian

Aku
Dan aku
Hanya terpaku diam
Dalam shalat malam

Malam lalu berganti siang
Masih kutatap api tak kunjung padam
Tujuh hari tujuh malam api berkobar di sarang-sarang
Nyaris menikam

Angan, fantasi dan emosi berbaur
Memasrahkan diri pada sang Pencipta alam
Bertafakur
Dan semuanya pun teranyam

Perlahan-lahan malaikat itu datang
Dalam anyaman indah
Seribu malaikat yang Kau janjikan
Kini mulai datang

Ampunku pada Tuhan
Ampunku pada kaki tangan Tuhan
Ampunku pada malaikat Tuhan
Yang sudah dijanjikan berhadapan

(mengenang satu tahun tragedi kebakaran Toko Buku Yenny tercinta, hidupku untukMu...dan para malaikatku...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar