Selasa, 20 Maret 2012

GEMERLAP KOTA INDUSTRI; MEMOAR

Masih belum lepas dalam ingatanku, adegan percintaan di atas angkot yang membuahkan jabang bayi. Masih belum lepas dalam ingatanku, ikatan pohon jengkol yang begitu erat sampai tangisan berhenti.  Masih belum lepas dalam ingatanku perempuan menor di sela-sela pipa minyak. Semua terekam dalam kacamata jalananku.

EPISODE ALAM
"Auw" hampir saja ular itu terinjak oleh kakiku. Sedikit saja tersentuh ekornya dia pasti berbalik menggigitku. Mungkin dia tidak sadar bahwa habitatnya sebentar lagi akan punah. Aku bisa pastikan itu karena kemarin segerombolan orang besar memasuki hutan dan memotret pohon. Apa lagi yang akan dilakukannya kecuali memangkas hutan sampai gundul.
Hutan, aku suka hutan yang hijau, sejuk. Setiap hari aku berlari ke sana bermain gundu di bawah pohon. Melihat ulat kaki seribu di semak-semak dan terkadang aku menginjak ciput yang licin. Kasihan. Aku tak bermaksud membunuhmu. Tapi taukah kamu semua, habitatmu akan punah. Beberapa hari lagi, perpisahan kita pun mulai dirancang oleh kawanan orang-orang tak bertanggung jawab.
Hanya butuh beberapa minggu saja kawasan hutan yang kukagumi berubah jadi tanah yang gersang, sebagian digunakan untuk membangun perumahan penduduk dan sebagian lagi ditanami bibit sawit. Kata orang-orang besar itu, sawit akan menghasilkan kekayaan minyak yang dikagumi seluruh penduduk dunia ini. Percayakah aku kata mereka? Aku tak tahu, di usia ini (9 tahun) aku hanya tahu bermain, dimana tempat bermainku dulu yang sudah kalian rampas dariku?
Atas kepincangan suasana hutanku, aku berlari memasuki pasar yang ramai setiap hari.

KM 1-4
Pasar KM 4 terletak di jalur perjalanan orang menuju istana kerajaan Siak Sri Indrapura. Lokasi ini ramai dikunjungi setiap hari karena memang strategis dan banyak pabrik berdiri di sekitar pasar. Kota industri begitu yang kumaksudkan.
Di samping pasar, berdiri bioskop-bioskop besar yang megah. Aku hitung dengan jari, ada tiga, di samping kiri, kanan dan depan pasar. Nampaknya masyarakat haus dengan hiburan yang ditayangkan bioskop. Setiap hari lokasi ini ramai dikunjungi terutama malam minggu.
Jika malam minggu tiba, semua jalanan penuh dengan lampu, gemerlap sekali. Kesan mewah di sela-sela gang yang ramai ditempati para pendatang. Tak lupa pandangan mata tante-tante yang bersembunyi di balik pipa-pipa kilang minyak. Aku heran mengapa mereka suka duduk di balik kilang itu, dengan pakaian mini dan seksi. Mungkin mereka sedang menunggu teman yang pasti mereka bukan satpam perusahaan bukan?
(bersambung...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar